Dalam Hening Selokan Puisi
Dalam hening selokan puisi
tubuhku meradang
memanggil-manggil dingin mata
di balik selimut hitam
yang terlalu sibuk mendengar
petuah mimpi-mimpi
yang terus datang
dengan hangat jemari
Dalam hening selokan puisi
kuteguk juga ini coklat
agar nafas masih mengepul
hingga ke celah-celah istana
di mana para koki sedang sibuk
menyiapkan pesta
sebelum remajanya
ditelan pergantian fase
Dalam hening selokan puisi
aku meraba-raba arah
menuju tangan muara
yang pernah mengutukku
menjadi tetes hujan
di hulu selokan ini.
2010
Ketika ada yang memanggil lagi. Ia tak perlu mengintip. Ia sudah kenal gaya dan getar nadanya. Maka ia hanya kirim sebuah pesan. ‘Maaf saya sedang sunyi. Cobalah beberapa saat lagi.’
Rabu, 15 September 2010
Kedatangan dan Kepergian
Kedatangan
Ada sayap embun hinggap di pelupuk
mendengar kedatangan bulan mulia
tiba-tiba seluruh kota begitu khusyuk
melafalkan air mata.
Kepergian
Ada kampung di kepala
dikepung sanak saudara
setelah setahun gerilya
keringat dan debu jalanan kota
tiba-tiba kampung begitu kota
melafalkan tawa yang nyata.
Jakarta, 2010
Ada sayap embun hinggap di pelupuk
mendengar kedatangan bulan mulia
tiba-tiba seluruh kota begitu khusyuk
melafalkan air mata.
Kepergian
Ada kampung di kepala
dikepung sanak saudara
setelah setahun gerilya
keringat dan debu jalanan kota
tiba-tiba kampung begitu kota
melafalkan tawa yang nyata.
Jakarta, 2010
Langganan:
Postingan (Atom)